Buku ini merupakan hasil pencarian, artikulasi, dan refleksi pemaknaan dari banyak fenomena serta aktivitas berbahasa. Era pascakebenaran ditandai dengan menjamurnya praktik berbahasa yang bermuatan kebohongan dan manipulasi. Kita dihadapkan pada konflik sosial akibat aktivitas berbahasa yang tidak ramah lingkungan, bahkan konflik diawali dari kegagalan manusia dalam berbahasa. Untuk itu, menciptakan lingkungan sosial yang ramah dan harmonis harus dimulai dari kesadaran untuk berbahasa yang baik, yakni bahasa yang santun, jujur, serta benar. Dimensi penting yang disajikan dalam buku ini adalah bagaimana bahasa yang ramah sosial, bahasa yang ramah lingkungan, bahasa yang ramah hukum, serta bahasa yang ramah perempuan dan anak.
Komentar 2 Guru Besar Bidang Linguistik
“Buku ini bukan sekadar penting dan menarik, tetapi juga “seksi”. Isunya segar. Isinya gurih. Ditulis oleh seorang pakar bahasa sekaligus intelektual dan aktivis yang peduli dengan masalah keumatan. Sebagai kajian bahasa lintas disiplin mutakhir yang beririsan dengan isu lingkungan fisik dan sosial, linguistik hijau memang menjanjikan kerangka teori yang relevan serta metodologi yang kritis untuk menelusuri, memperlihatkan, dan menemukan solutif atas isu-isu lingkungan yang kian mendegradasi nilai-nilai kemanusiaan. Buku ini layak diapresiasi oleh semua kalangan yang peduli dengan lingkungan fisik dan sosial yang lebih terawat serta bermartabat.”
Prof. Dr. Aceng Ruhendi Saefullah, M.Hum. (Guru Besar Bidang Linguistik Forensik Universitas Pendidikan Indonesia)
“‘Nosi’Linguistik Hijau’ yang diusung dalam buku ini menawarkan sudut pandang dan perspektif segar yang terletak pada persimpangan antara linguistik dengan lingkungan, sebuah advokasi untuk membangun kesadaran akan pentingnya komunikasi dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Dengan fokus tidak hanya pada mekanika komunikasi, tetapi juga pada konten etis yang disampaikan, buku ini menyajikan argumen yang meyakinkan untuk kejujuran dan kebenaran dalam wacana sebagai komponen penting dari peradaban global yang lebih hijau serta manusiawi. Meskipun kadang menggunakan terminologi ilmiah laiknya buku teks linguistik, penulis dengan mahir menyajikan konsep-konsep kompleks melalui contoh-contoh kehidupan nyata yang mudah dipahami sehingga buku ini sangat relevan dan menarik bagi pembaca umum yang peduli dengan masalah bahasa, lingkungan, serta sosial.”
Prof. Eri Kurniawan, M.A., Ph.D. (Guru Besar Bidang Linguistik Interdisipliner Universitas Pendidikan Indonesia)