Haji dan umrah kerap dimaknai sebagai sebuah prosesi menapaki jejak-jejak sejarah para nabi. Pada praktiknya, haji dan umrah memang dipenuhi dengan sebuah perjalanan sejarah. Ritual haji sering diidentifikasi sebagai cermin “napak tilas” perjuangan para nabi, mulai dari Adam a.s. hingga Muhammad Saw. Hampir setiap jengkal tanah di tanah suci memang selalu menyiratkan hikmah sejarah tersendiri.
Haji dan umrah merupakan fasilitas spiritual yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya. Perjalanan tersebut memang unik, berbeda dari perjalanan ke tempat-tempat wisata lainnya, yang sama-sama ke luar negeri sekalipun. Keunikan pengalamannya tak bisa dan bahkan sulit untuk bisa ditularkan, hanya bisa dialami secara subjektif. Ibadah haji yang dalam bayangan sebelumnya lebih menyiratkan kesan ritual dalam rangkaian doa-doa, ternyata juga menawarkan pengalaman batin yang dapat mengantarkan seseorang pada satu kesadaran luhur seperti layaknya seorang hamba. Pengalaman batin itu diperoleh begitu manusiawi. Padahal doa sendiri menyiratkan transendensi yang sulit dipahami kepala telanjang.
Buku ini berisi kumpulan makna-makna reflektif pengalaman pribadi penulis, baik perjalanan maupun pelaksanaan ritualnya, menjalankan ibadah haji dan umrah serta membimbing jemaah haji dan umrah sejak 1999.
Selain akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah, juga bagi para mahasiswa ataupun dosen program studi Manajemen Haji dan Umrah.