Dr. Makroen Sanjaya, M.Sos. adalah praktisi media sekaligus akademisi bidang komunikasi media. Pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 15 Oktober 1965, tercatat sebagai Direktur Televisi Muhammadiyah (TVMu) sejak November 2020.
Karier profesionalnya selama 35 tahun dijalani di dua media cetak dan empat media televisi. Di bidang akademis, ia merupakan dosen tetap di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta dan dosen tidak tetap di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, almamater tempatnya menempuh studi strata dua (S-2) dengan gelar Magister Sosial (M.Sos). Gelar Doktor diraihnya dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta pada 2022 dengan bidang keahlian Komunikasi Media.
Sejak remaja, ia sudah menggandrungi komunikasi media. Ketika lulus SMA (1985), ia berkonsultasi dengan Masyhudan, guru pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, tentang pekerjaan apa yang sekiranya cocok untuknya kelak. “Kamu berbakat jadi wartawan,” kata Masyhudan. Penilaian gurunya cukup beralasan karena melihat bakat Makroen Sanjaya selama menjadi muridnya.
Di SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng, Makroen Sanjaya menjadi Pemimpin Redaksi majalah dinding (mading) selama tiga tahun. Ia juga meraih Juara 2 Lomba Penulisan Prosa Tingkat SLTA se-Kabupaten Lamongan yang diselenggarakan Kodim Lamongan pada 1984. Karena bakatnya di bidang jurnalistik itulah Makroen Sanjaya menempuh pendidikan strata satu (S-1) di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS), mengambil jurusan Ilmu Jurnalistik.
Karier jurnalistiknya diawali di Majalah FAKTA Surabaya dari 1988-1990 ketika masih kuliah di semester 5. Media kedua tempatnya berkarier adalah Harian Pagi SURYA Surabaya (1990-1996). Enam tahun di surat kabar milik Kelompok Kompas Gramedia dan Pos Kota itu, Makroen Sanjaya memutuskan hijrah ke “Liputan 6” SCTV. Mulai 2004 hingga 2012, ia melakoni kariernya di televisi milik Surya Paloh, MetroTV, dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Pemimpin Redaksi. Jeda dua tahun, diisi mengelola portal berita www.jagatberita.com, Makroen Sanjaya ditakdirkan tak boleh jauh dari pertelevisian. Awal 2014 ia menerima pinangan manajemen Rajawali Corpora milik taipan Peter Sondakh. Dengan posisi sebagai Wakil Pemimpin Redaksi, ia ditugaskan membentuk Divisi Redaksi B-Channel yang kelak berganti call-sign menjadi Rajawali Televisi (RTV). Di RTV, Makroen Sanjaya meninggalkan warisan berupa program pemberitaan buletin “Lensa Indonesia”.
Dengan latar sebagai akademisi dan praktisi sekaligus itulah yang mendorongnya untuk aktif menulis. Buku SISTEM PERTELEVISIAN INDONESIA: Perspektif Historis, Bisnis, Budaya, dan Teknologi (Klik) (Penerbit Simbiosa, 2023) adalah buku pertamanya untuk bidang televisi. Pengalaman panjangnya di empat stasiun televisi, ditambah pendidikan akademisnya, cukup memberinya pengetahuan dan keahlian yang memadai mengenai dunia pertelevisian. Untuk itu, setelah buku ini, ia berjanji akan terus memproduksi buku-buku lain seputar komunikasi media, khususnya televisi dan media baru atau media digital.
#SistemPertelevisianIndonesia #TelevisiIndonesia #SejarahTelevisi