Saat pandemi COVID-19, lembaga pendidikan di berbagai jenjang mendadak online atau dipaksa menjalankan pembelajaran daring. Akibatnya, terjadi pemindahan kelas, dari kelas konvensional ke kelas daring, meski dalam praktiknya yang terjadi adalah digitalisasi kelas konvensional. Karena serba mendadak, lembaga-lembaga pendidikan pun nyaris tanpa persiapan, tanpa ada LMS (learning management systems) yang memang dipersiapkan untuk membangun pembelajaran era digital atau untuk menyelenggarakan pendidikan 4.0.
Perubahan mendadak tersebut, tanpa disadari, mendorong kita semua untuk kembali dan terus belajar. Teknologi baru melahirkan kemungkinan baru. Kemampuan memanfaatkan kemungkinan baru hanya dapat diperoleh dengan belajar. Kita dituntut untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Keserbamendadakan ternyata menyadarkan bahwa kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, serta dari siapa saja. Kita merdeka untuk belajar, bahkan merdeka pula untuk menerapkan pengetahuan hasil belajar. Kita merdeka berinovasi. Belajar menjadi kata kunci untuk mampu menyesuaikan diri serta menghadapi berbagai perubahan, termasuk belajar mengenai komunikasi pendidikan di tengah perubahan kebijakan pendidikan, perubahan teknologi, peningkatan aspirasi masyarakat terhadap dunia pendidikan, dan wujud masa depan yang makin sulit diprediksi.
Buku ini disusun untuk membantu para pendidik di berbagai jenjang dan jalur pendidikan memahami konsep komunikasi pendidikan mutakhir yang sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi. Bagaimana memahami bagaimana latar belakang merdeka belajar, merdeka berkomunikasi, dan merdeka berinovasi. Buku ini layak dibaca para peminat dan pemerhati pendidikan serta para mahasiswa yang meminati kajian komunikasi pendidikan.